3 Pertanyaan Penting untuk Meningkatkan Rezeki & Menghindari Kesialan
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Jumpa lagi di edisi kali ini. Saya akan membahas sesuatu yang berhubungan dengan rezeki. Mengapa rezeki itu bisa mampet, mengapa rezeki itu bisa naik, mengapa rezeki itu bisa turun dan sebagainya.
Tentu sebelumnya saya sudah pernah membahas tentang ‘mengapa social media dapat menghambat rezeki anda?’. Di edisi kali ini, ada 3 Pertanyaan Penting untuk Meningkatkan Rejeki & Menghindari Kesialan. Anda pasti berpikir di episode kali ini tentu saya mau kalau berbicara tentang rezeki saya yang bisa meningkat. Tentunya anda menghindari yang namanya rezeki turun.
Tetapi sebetulnya, tahukah anda bahwa rezeki itu ada polanya. Jadi jika rezeki itu berpola, maka jika rezeki terhambat pun, ada polanya. Lalu, sekarang mengapa rezeki anda itu terhambat dan tidak berpola lagi? Sekarang kita tahu bahwa zaman sekarang itu zamannya social media. Social media memiliki peranan yang sangat penting dibanding media konvensional. Dan kita tahu bagaimana social media itu berdampak dan berpengaruh sangat besar terhadap pola pikir atau mindset dari masyarakat pada umumnya.
Sekarang sebelum saya membahas ini lebih lanjut, disini saya menganjurkan anda untuk menonton video saya sebelumnya. Yaitu : “Mengapa Social Media Dapat Menghambat Rezeki Anda?”. Sebenarnya social media juga dapat meningkatkan rezeki anda. Bisa meningkatkan omzet anda. Tetapi, disitu saya memberikan 2 contoh. Anda silahkan tonton. Tonton yang baik.
Contoh yang pertama, dia menggunakan social media untuk hal-hal yang positif.
Yang kedua, dia menggunakan social media untuk menyebarkan berita hoax dan sebagainya. Dan dia tidak sadar bahwa berita yang ia sebarkan itu berita hoax.
Di video kali ini, saya akan menceritakan tentang sebuah cerita. Cerita ini berasal dari filosofi Yunani kuno, yaitu Socrates. Anda pasti kenal Socrates. Anda pasti pernah dengar ya.. Kalau anda belajar sejarah, ia adalah seorang filsuf Yunani kuno. Socrates itu adalah seorang tokoh filsuf yang sangat terkenal di Yunani.
Suatu hari, Socrates pernah didatangi oleh seseorang. Dan orang tersebut bilang begini : “Hei Socrates! Tadi ada orang yang menceritakan kejelekan tentang dirimu”. Jujur, kalau kita sendiri dapat gosip dan berita seperti ini, biasanya kata-kata kita bagaimana? Kita menjadi marah, menjadi ‘sumbu pendek’, dan langsung naik darah. “Siapa yang ngomongin saya?”. “Siapa yang tadi jelek-jelekin saya?”. Kita mungkin bisa jadi seperti itu.
Sama. Ketika di social media, kita juga bisa menerima berita jelek seperti ini. Dan kita cenderungnya bukannya mencari tahu. Tetapi kita cenderung untuk langsung ikut menggosip. “Oh, iya. Orang ini seperti itu”. Begini.. Socrates ketika menerima kata-kata seperti ini, apa reaksi dari Socrates? Reaksi Socrates yang pertama adalah : “Kalau ada orang memberitakan atau berbicara jelek tentang diri saya, nomor satu. Poin/step pertama dari Socrates adalah dari 3 pertanyaan penting.
1. Apakah sudah dipastikan kebenaran beritanya?
Pertanyaan yang pertama adalah : apakah sudah dipastikan kebenaran beritanya? Pastikan kebenarannya. Jadi, kata-kata itu nomor satu. Apakah sudah dipastikan kebenarannya? Jadi, Socrates itu tidak langsung menanggapi gosip tersebut. Tidak langsung menanggapi berita miring tersebut. Tetapi, apakah sudah dicek kebenarannya?
Kemudian orang yang menyebarkan berita itu tadi, yang mendengar gosip itu tadi, dia langsung berpikir, “Oh, iya juga. Saya tidak tahu. Saya belum cek kebenarannya. Dan saya cuma mendengar dari apa kata orang lain. Mulut ke mulut, lalu saya sampaikan pada Socrates”.
Jadi, pastikan dulu. Pastikan dahulu kebenarannya. Kalau belum dipastikan kebenarannya, sebaiknya hentikan. Jangan disebarkan lagi berita tersebut. Karena belum tentu berita tersebut benar. Itu yang pertama.
2. Apakah membawa kebaikan atau tidak, jika anda menyebarkan berita tersebut?
Pertanyaan yang kedua, apakah membawa kebaikan atau tidak, jika anda menyebarkan berita tersebut? Itu adalah jawaban dari Socrates. Pertanyaan yang kedua. Apakah membawa kebaikan? Ternyata ketika Socrates bertanya ke si penyebar berita itu tadi, si penyebar berita dengan gelagapan dia berkata, “Belum tentu sih, kalau saya sebarkan berita-berita ini akan membawa kebaikan”. Karena mungkin namanya juga gosip. Namanya juga isu. Mungkin dia sambil garuk-garuk kepala, dia mengatakan “Belum tentu”.
Socrates menjawab dengan lembut, karena beliau seorang filsuf. Setelah dicek, kalau membawa kebaikan sih tidak apa-apa. Kalau ada kebenaran tidak apa-apa. Kalau membawa kebaikan tidak apa-apa. Kita bisa lanjutkan berita tersebut.
3. Apakah berita tersebut memiliki manfaat untuk diri kita dan sesama?
Yang ketiga, Socrates berkata : Pertanyaan yang ketiga adalah, apakah berita tersebut memiliki manfaat untuk diri kita dan sesama? Jadi, ini adalah pertanyaan ketiga. Dan dijawab oleh Socrates, “Kalau anda menyebarkan berita tersebut, dan berita itu tidak memberikan manfaat, namun justru meresahkan orang, menakut-nakuti orang, membuat orang merasa cemas, dan membuat orang menjadi tidak baik, maka sebetulnya, sebaiknya berita tersebut harus dihentikan.
Sahabat entrepreneur, jawaban dari Socrates itu mendinginkan, dan akhirnya membuat malu wajah dari si pembuat berita. Jujur, di Indonesia belakangan kita tahu bahwa ada banyak sekali berita hoax. Bahkan sampai kampanye berita hoax itu ada dimana-mana. Sangking banyaknya berita hoax ini, sampai-sampai aparat kepolisian, aparat keamanan, sampai kelabakan gara-gara berita hoax. Usut punya usut, ternyata sekarang banyak sekali berita hoax yang menyebar di social media.
Contohnya, “Hanya dengan biji kedondong, bisa menyembuhkan penyakit ginjal!”. Padahal kalau diteliti, anda mengkonsumsi biji kedondong lebih dari ratusan butir itu justru bisa memperparah ginjal anda. Bukannya menyembuhkan sakit ginjal. Jadi, berita itu seringkali tidak dicek kebenarannya dahulu. Tidak juga membawa kebaikan dan tidak juga membawa manfaat. Tetapi kita langsung main share atau menyebarkan.
Sahabat entrepreneur, apa hubungannya dengan pertanyaan penting ini untuk meningkatkan rezeki? Jelas.
Sekarang isi socmed anda apa?
Kalau isi socmed anda bawaannya setiap hari adalah berita kebencian, ujaran kebencian, kemudian tidak membawa kebaikan, justru hal itu akan menutup semua pintu rezeki anda.
Kalau bicara soal energi, bicara soal LOA, Law of Attraction, justru dengan menyebar kebencian, anda justru memberikan energi negatif. Dan energi negatif akan berkumpul dengan energi negatif. Tetapi kalau kebaikan, akan berkumpul dengan kebaikan pula. Positif akan berkumpul dengan yang positif.
Jika di socmed anda bawaaanya setiap hari gosip, bahasa Jawanya ‘ngrasani’ orang, tiap hari berbicara soal keburukan orang lain. Setiap hari itu membicarakan kejelekan orang lain. Ngomongin ini, ngomongin itu. Padahal, teman anda sedang sibuk bekerja. Tetapi setiap hari dicelotehin. Lagi-lagi digosipin. Pertanyaan saya : “Kok anda punya waktu sih untuk menggosipkan orang lain?
Sebaiknya kalau kita menyebarkan berita, nge’share, apalagi sekarang ada tombol ‘share’ di Facebook. Tombol ‘share’ itu cepat sekali. Seringkali, anda nge’share lebih cepat daripada memikirkan 3 pertanyaan tadi. Yaitu dicek dulu kebenarannya, layak gak saya share? Yang kedua, apakah membawa kebaikan? Dan yang ketiga, apakah memiliki manfaat?
Kalau ketiga-tiganya tidak ada, untuk apa anda share?
Saya juga tidak menyuruh anda menutup akun Facebook anda. Tidak perlu juga. Namun seringkali kita di’tag orang. Tetapi sebaiknya kalau kita sudah di’tag orang, disebutkan orang lain, lebih baik kita diam saja. Kita cek dulu manfaatnya apa. Tetapi kalau memang betul ada kebenarannya dan membawa kebaikan, dan juga memiliki manfaat, wajib anda share. Kalau anda share, maka akan menambah rezeki anda. Saya yakin. Dan justru menghindari kesialan.
Tetapi jika anda share berita hoax melulu, itu akan menambah kesialan. Benar. Karena apa? Anda menyesatkan orang lain. Dan gara-gara anda share berita itu, yang lainnya juga share lagi ke ribuan orang. Itu justru membuat kesialan yang bertubi-tubi. Jadi, anda ingin sial atau beruntung? Jika anda ingin sial, silahkan lanjutkan jika anda ingin beruntung, hentikanlah.
Jadi, pesan dari Socrates ini bisa dipelajari dan bisa direnungkan. Semoga setelah anda mendengarkan informasi ini, anda akan terus meningkatkan rezeki anda, dan menghindari kesialan anda.
Pesan dari Socrates ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Maka jangan lupa share video ini kepada teman-teman anda. Supaya teman-teman anda yang bingung, “Ini berita hoax atau tidak? Layak disebarkan atau tidak?”. Semoga 3 pertanyaan yang tadi bisa memberikan anda sebuah gambaran bahwa yang namanya berita, isu atau gosip, jangan langsung disebarkan seketika. Tetapi dicek dulu kebenarannya, dipastikan dulu apakah membawa kebaikan bagi sesama, dan apakah memiliki manfaat.
Baik sahabat entrepreneur, demikian video saya kali ini. Semoga menambah keberuntungan anda, meningkatkan rezeki anda, dan menghindarkan anda dari semua kesialan serta hal-hal yang sifatnya menghambat rezeki anda.
Bila anda menyukai channel seperti ini, jangan lupa klik like, berikan komentar-komentar positif anda di bawah ini. Jangan lupa subscribe. Serta loncengnya diaktifkan. Ada 2 video disini silahkan ditonton untuk kebaikan kita semua.
Sukses untuk kita semua, selalu salam hebat luar biasa..!!