AJIK Pernah Jadi TUKANG CUCI MOBIL & TIDUR DI POS SATPAM !!! Ep. “BONGKAR!! Ajik Krisna (Part 2 of 3)
AJIK Pernah Jadi TUKANG CUCI MOBIL & TIDUR DI POS SATPAM !!! Ep. “BONGKAR!! Ajik Krisna (Part 2 of 3)
Klik disini untuk melihat di YouTube
C :“Baik, di part pertama kita sudah dengar kisah hidup Ajik sampai usia 17 tahun. Ngomong-ngomong, sekarang Ajik usia berapa?”
A : “47 tahun.”
C “47.. Dari usia 17 sampai akhirnya merintis usaha itu saya dengar usaha pertamanya konveksi ya?”
A : “Betul.”
C : “Itu bagaimana kisah perjalanannya? Boleh diceritakan?”
A : “Sebelum konveksi, saya merantau. Begitu keluar dari kampung, saya memutuskan tidak sekolah karena orang tua gak mampu. Saya lari ke Denpasar. Sesampainya di Denpasar, kita waktu itu naik truk. Kebetulan keluarga saya ada yang bawa barang, jadi numpang truk. Biasanya ‘kan truk Jawa-Bali ngirim barang. Disitu saya numpang truk dan turun di daerah Ubud.
Sesudah di daerah Ubud saya berpikir, ‘Saya merantau ke Denpasar. Yang saya butuhkan hari ini adalah makan dan minum. Lalu saya melihat ke jalan raya, rasanya gak mungkin dapat makan dan minum. Akhirnya dengan pertimbangan, saya melewati sungai. Tujuannya apa? Cari minum ‘kan gampang. Karena pada waktu itu sungai dan mata air masih banyak. Buah jika kita cari masih gampang. Seperti semangka, mangga, pepaya sudah cukup untuk isi perut. Gak apa-apa lah nyolong dikit..”
C : “Sebentar. Saya merasa kurang jelas. Kalau orang kota sih gak ngerti apa maksudnya jalan menyusuri sungai. Mengapa setelah memilih sungai, lalu bisa makan? Boleh diceritakan? Karena orang zaman sekarang ‘kan gak ngerti.”
A : “kalau sekarang kita melewati kota, adanya cuma jalan raya. Aspal.
Kalau ‘cari makan’, itu ‘kan gak mungkin. Kiri kanan udah ada restoran, tapi harus beli. Kalau kita menyusuri sungai sampai saat ini, sungai juga masih banyak yang alamnya bagus. Tapi, yakin cari minum gak susah? Mata air buat minum, dulu masih banyak.”
C : “Minumnya darimana dong?”
A : “Dari sumber mata air.”
C : “Denger itu ya.. Pernah gak kamu minum dari mata air?”
A : “Sekarang pun juga biasa..”
C : “Sampai sekarang juga masih terbiasa ya.. Keren banget!”
A : “Artinya, zaman dulu itu pasti akan kita kenang lagi. Dan pengalaman itu akan sangat bermanfaat.”
C : “Sangat bermanfaat.. Bagi orang kota, anda tidak mengerti cerita ini.”
A : “Mungkin merasa jijik dan malu ya..”
C : “Jijik dan malu ya.. Tetapi perasaan seperti ini gak ada bagi seorang owner yang hari ini omzetnya ratusan milyar, triliunan per tahun. Dan hal itu sampai sekarang masih bisa dilakukannya. A very humble person. Sangat sederhana banget. Lalu setelah menyusuri sungai, bagaimana?”
A : “Setelah menyusuri sungai, kalau mencari minum ‘kan pasti ada di mata air. Termasuk juga dari air sungai. Yang kedua, makanan yang saya cari adalah buah semangka dan pepaya.”
C : “Itu gratis?”
A : “Nyuri.. Untuk isi perut, saya rasa gak masalah..”
C : “Berarti ngambil dari tanamannya orang ya..”
A : “Ya. Dari perjalanan itu, akhirnya tembus sampai ke daerah Sanur. Di daerah Sanur itulah saya pertama kali numpang di pos security dan tidur di posko itu selama 2 tahun. Dan disitu atas inisiatif saya sendiri. Disitu saya menjadi tukang cuci mobil.
Dari penghasilan menjadi tukang cuci mobil, saya mendapatkan 2 ribu sampai 5 ribu per hari.
Di hari kedua, hari berikutnya, selama 2 tahun penghasilan saya 2 ribu sampai 5 ribu per hari dari hasil cuci mobil, saya bisa mengumpulkan tabungan sebesar 150 ribu.”
C : “Itu selama berapa lama?”
A : “2 tahun.”
C : “Selama 2 tahun menabung sebesar 150 ribu pada saat itu. Itu gede banget loh.”
A : “Yang susah dibayangkan anak-anak sekarang adalah ada gak yang pernah tidur di pos security selama 2 tahun? Kecuali yang punya KRISNA.”
C : “Kecuali yang punya KRISNA. Keren.. Ini adalah sesuatu yang harus anda jadikan bahan inspirasi. Dan kalau tidur di pos security, mandinya dimana, Jik?”
A : “Mandinya kebetulan di hotel tersebut. Disitu ‘kan saya bukan menjadi pegawai. Namun saya dikasih pinjam tempat oleh owner’nya disana dan saya berjanji kepada owner hotel tersebut untuk membersihkan halaman parkir, kebun dan mobil pemilik hotel tersebut setiap hari.”
C : “Berarti diizinkan sama pemiliknya ya..”
A : “Ya. Karena saya sudah berjanji. Janji membersihkan halaman parkir, kebun dan mobil pemilik hotel tersebut setiap hari.”
C : “Itulah salah satu reason mengapa sekarang Ajik memiliki mobil mewah. Asalnya itu dari cuci mobil-mobil orang itu ya..”
A : “Ya. Pertama kali merantau di Denpasar, hari kedua saya sudah dapat tempat tinggal. Meskipun tidur di pos security, tidak masalah. Sama saja, waktu di kampung juga begitu. Yang kedua, sudah dapat makan enak. Udah mulai kaya nih ceritanya..”
C : “Perubahannya dari situ. Setelah dapat 150 ribu, lalu apa yang Ajik lakukan?”
A : “Dengan modal uang 150 ribu dari hasil cuci mobil, uang itu saya belikan sepeda motor Honda 70 yang kecepatannya tidak boleh lebih dari 70. Karena cc’nya memang cuma 70.”
C : “Honda C70 tidak boleh melaju lebih dari 70 km/jam.”
A : “Ya. Mulai dari situlah saya berpikir, ‘Udah. Saya harus berhenti melakukan aktivitas cuci mobil. Karena terlalu berat. Kerja sampai malam. Lalu, mulailah saya mencari pekerjaan. Pertama kali saya bekerja di Bali adalah di ‘Konveksi Sidharta’. Disitulah cikal bakalnya saya bekerja pertama kali. Di ‘Konveksi Sidharta’ dan tidak pernah bekerja di tempat lain dengan modal sepeda motor.”
C : “Modal sepeda motor. Tahun berapa itu, Jik?”
A : “Saya gak ingat. Kalau tidak salah, mungkin tahun ’88.”
C : “Tahun’88.. Waktu itu usia berapa, Jik?”
A : “Gak ingat juga.”
C : “Gak ingat juga ya.. Kalau lahir tahun ’71, berarti pada tahun ’88 sekitar usia 17 tahun ya.. Berarti usia 17 tahun pada waktu itu ya. Lalu, akhirnya bagaimana Ajik bisa sampai bekeja keras terus dari usia 17 tahun di konveksi tersebut?”
A : “Selama saya bekerja di Konveksi Sidharta, saya satu-satunya karyawan yang tinggal satu atap dengan pemilik perusahaan/dengan owner, yaitu saya sendiri.”
C : “Kok bisa dipercaya begitu sama owner?”
A : “Karena waktu saya bekerja disana, saya bilang ‘Izinkan saya bekerja disini. Dan jika bapak tidak keberatan, izinkan saya tinggal disini. Dan saya siap membantu pekerjaan di luar kantor’. Satu-satunya karyawan yang tinggal disana bersama dengan owner, dengan pemilik perusahaan ada;ah saya sendiri.”
C : “Dengar ya.. Jika anda hari ini ingin mendapatkan kepercayaan dari orang kaya/orang sukses, lakukan yang seperti Ajik lakukan. Jadi, anda harus memberikan nilai tambah kepada pemiliknya. Saya siap melakukan pekerjaan keras. Dan hal itu mungkin dibutuhkan oleh owner. Awal Ajik dipercaya berarti dari situ ya..”
A : “Biasanya sih karyawan jarang ada yang mau tinggal satu atap dengan owner. Saya yakin.”
C : “Lalu, kiatnya bagaimana? Kok bisa owner’nya sampai percaya sama Ajik?”
A : “Karena dari kecil saya sudah terbiasa kerja keras. Begitu saya tinggal satu tempat dengan bos saya, pekerjaan apapun yang nanti diberikan oleh bos saya, bagi saya tidak ada yang berat. Pekerjaan itu sangat kecil buat saya.”
C : “Karena sudah pernah mengalami yang lebih berat ya..”
A : “Ya. Karena saya sudah pernah jadi buruh. Bawa kayu bakar itu ‘kan berat sekali. Kalau sekarang saya jadi kuli, tukang angkat kain, itu mah gak ada apa-apanya. Namun selama saya bekerja disitu, toko buka jam 8, maka kewajiban saya itu jam 6 sudah bangun. Bersih-bersih dan buka toko. Begitu juga sebaliknya. Toko tutup jam lima, saya tutup toko. Saya kembali lagi bersih-bersih. Bersih-bersih dapur, kamar mandi dan kamar bos saya.
Setelah saya selesai membantu tugas pekerjaan di luar jam kantor, waktu untuk istirahat itu saya gunakan untuk belajar menjahit, memotong dan sablon.”
C : “Awalnya dari situ, ya?”
A : “Dari situlah saya belajar, belajar dan belajar. Dalam waktu 6 bulan yang tadinya saya hanya menjadi pekerja serabutan, dalam waktu 6 bulan saya bisa memotong, sablon dan menjahit. Disitulah bos saya mulai percaya dengan saya. Kalau kemana-mana, saya selalu diajak bos saya. Dan bos saya selalu memanggil saya, juga selalu memberi nasehat kepada saya. Dan dia selalu bilang, ‘Suatu saat, kamu akan menjadi orang yang sukses’.”
C : “Luar biasa.. Waktu itu usia berapa, Jik?”
A : “Sekitar 17-18 tahun.”
C : “Jadi dalam waktu singkat, bos itu sangat percaya pada Ajik.”
A : “Sangat percaya.”
C : “Oke.. Inilah titik balik Ajik Krisna. Bagaimana beliau bisa mencapai keberhasilannya dengan sangat fenomenal. Kia lanjutkan di part ketiga..!!”